Tuesday, September 24, 2013
Tenun
Untuk memulai proses pembuatan produk kain tenun ikat baik itu yang bermotif batik, grinsing dan juga misris dibutuhkan kesiapan yang matang. Dalam beberapa proses pembuatan sengaja ditampilkan demi menunjang pengetahuan konsumen ataupun calon konsumen produk kain tenun. Langkah pertama, pada awal proses produksi kain tenun ikat khas Troso ini biasanya dimulai dari penyusunan benang yang ditata rapi berjajar yang lebarnya sampai 180cm. Proses demikian dalam bahasa jawa biasa dengan “Ngeteng Plangkan” . Langkah kedua yaitu ‘nali’ atau ‘Gosok’. Pada proses ini, benang yang sudah ditata rapi sedemikian rupa dengan dikaitkan pada Plangkan (-rangkaian kayu membentuk kotak), maka dilakukanlah proses ‘ Nali’ atau mengikat motif dengan tali rafia. Namun ditahun 2011 ini muncul gagasan ide baru dalam proses ‘nali’ ini, gagasan itu adalah “Gosok kain tenun’. proses gosok kain tenun merupakan proses pembuatan motif kain tenun sebelum dilakukan penenunan. Biasanya para perajin kain tenun ikat di desa Troso menggunakan cairan wenter sebagai bahan warnanya. Langkah ketiga, yakni proses penataan motif. Setelah dilakukan proses pewarnaan motif pada benang yang akan ditenun, maka proses selanjutnya adalah penataan motif. Hal demikian dilakukan untuk mengurutkan motif agar sesuai alur saat di tenun. Biasanya proses ini dilakukan oleh para ahli penata motif tenun. Langkah keempat adalah proses penenunan, pada proses inilah bentuk kain tenun dapat dilihat hasilnya. Dengan menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin), perajin kain tenun ikat Troso biasanya mampu menghasilkan 10 sampai 15 meter kain tenun perhari
Sunday, September 22, 2013
Batik
Kegiatan
membatik merupakan
salah satu kegiatan tradisional yang terus
dipertahankan agar tetap
konsisten seperti
bagaimana asalnya.
Walaupun motif dan corak
batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses
pembuatan batik pada
dasarnya masih sama.
Berikut ini adalah uraian
lebih detailnya: A. Perlengkapan
Membatik Perlengkapan membatik
tidak banyak mengalami
perubahan. Dilihat dari
peralatan dan cara
mengerjakannya,
membatik dapat digolongkan sebagai suatu
kerja yang bersifat
tradisional. 1) Gawangan Gawangan adalah
perkakas untuk
menyangkutkan dan
membentangkan mori
sewaktu dibatik.
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu.
Gawangan harus dibuat
sedemikian rupa hingga
kuat, ringan, dan mudah
dipindah-pindah. 2) Bandul Bandul dibuat dari timah,
kayu, atau batu yang
dimasukkan ke dalam
kantong. Fungsi pokok
bandul adalah untuk
menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah
tergeser saat tertiup angin
atau tertarik oleh si
pembatik secara tidak
sengaja. 3) Wajan Wajan adalah perkakas
utuk mencairkan malam.
Wajan dibuat dari logam
baja atau tanah liat. Wajan
sebaiknya bertangkai
supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa
menggunakan alat lain. 4) Kompor Kompor adalah alat untuk
membuat api. Kompor
yang biasa digunakan
adalah kompor berbahan
bakar minyak. Namun
terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor
gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan
lain-lain. Kompor ini
berfungsi sebagai perapian
dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk
membatik. 5) Taplak Taplak adalah kain untuk
menutup paha si pembatik
agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu
canting ditiup atau waktu
membatik. 6) Saringan Malam Saringan adalah alat untuk
menyaring malam panas
yang memiliki banyak
kotoran. Jika malam tidak
disaring, kotoran dapat
mengganggu aliran malam pada ujung canting.
Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat
dibuang sehingga tidak
mengganggu jalannya
malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk
membatik. Ada bermacam-macam
bentuk saringan, semakin
halus semakin baik karena
kotoran akan semakin
banyak tertinggal. Dengan
demikian, malam panas akan semakin bersih dari
kotoran saat digunakan
untuk membatik. 7) Canting Canting adalah alat yang
dipakai untuk
memindahkan atau
mengambil cairan, terbuat
dari tembaga dan bambu
sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk
menuliskan pola batik
dengan cairan malam. Saat
ini, canting perlahan
menggunakan bahan
teflon. 8) Mori Mori adalah bahan baku
batik yang terbuat dari
katun. Kualitas mori
bermacam-macam dan
jenisnya sangat
menentukan baik buruknya kain batik yang
dihasilkan. Mori yang
dibutuhkan disesuaikan
dengan panjang
pendeknya kain yang
diinginkan. Tidak ada ukuran pasti
dari panjang kain mori
karena biasanya kain
tersebut diukur secara
tradisional. Ukuran
tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu
adalah sapu tangan,
biasanya berbentuk bujur
sangkar. Jadi, yang disebut sekacu
adalah ukuran persegi
mori, diambil dari ukuran
lebar mori tersebut. Oleh
karena itu, panjang sekacu
dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang
sekacu dari mori jenis lain. Namun di masa kini,
ukuran tersebut jarang
digunakan. Orang lebih
mudah menggunakan
ukuran meter persegi
untuk menentukan panjang dan lebar kain
mori. Ukuran ini sudah
berlaku secara nasional
dan akhirnya
memudahkan konsumen
saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi
kesalahpahaman dan
digunakan untuk
menyamakan persepsi di
dalam sistem perdagangan. 9) Malam (Lilin) Malam (lilin) adalah bahan
yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya
malam tidak habis (hilang)
karena pada akhirnya
malam akan diambil kembali pada proses
mbabar, proses pengerjaan
dari membatik sampai
batikan menjadi kain.
Malam yang dipergunakan
untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa.
Malam untuk membatik
bersifat cepat diserap kain,
tetapi dapat dengan mudah
lepas ketika proses
pelorodan. 10) Dhingklik (Tempat
Duduk) Dhingklik (tempat duduk)
adalah tempat untuk
duduk pembatik. Biasanya
terbuat dari bambu, kayu,
plastik, atau besi. Saat ini,
tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di
toko-toko. 11) Pewarna Alami Pewarna alami adalah
pewarna yang digunakan
untuk membatik. Pada
beberapa tempat
pembatikan, pewarna
alami ini masih dipertahankan, terutama
kalau mereka ingin
mendapatkan warna-
warna yang khas, yang
tidak dapat diperoleh dari
warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami
memang istimewa, dan
teknologi yang canggih
pun tidak bisa menyamai
sesuatu yang alami. Itulah jenis perlengkapan
membatik yang harus ada.
Proses membatik
memerlukan waktu yang
cukup lama, terlebih kalau
kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup
rumit. B. Proses Membatik Di masa kini, pengusaha
batik juga menyediakan
pendidikan batik kilat pada
anak-anak sekolah dan
masyarakat umum. Yang
diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar,
dan biasanya
menggunakan kain selebar
saputangan sebagai
percobaan. Dengan
demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya
dalam beberapa jam dan
biaya yang diperlukan pun
sangat kecil. Tradisi ini
sangat bagus untuk
memperkenalkan proses membatik kepada
masyarakat, terutama
generasi muda. Berikut ini adalah proses
membatik yang berurutan
dari awal hingga akhir.
Penamaan atau
penyebutan cara kerja di
tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi
inti yang dikerjakannya
adalah sama. 1) Ngemplong Ngemplong merupakan
tahap paling awal atau
pendahuluan, diawali
dengan mencuci kain mori.
Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan
dengan pengeloyoran,
yaitu memasukkan kain
mori ke minyak jarak atau
minyak kacang yang
sudah ada di dalam abu merang. Kain mori
dimasukkan ke dalam
minyak jarak agar kain
menjadi lemas, sehingga
daya serap terhadap zat
warna lebih tinggi. Setelah melalui proses di
atas, kain diberi kanji dan
dijemur. Selanjutnya,
dilakukan proses
pengemplongan, yaitu kain
mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain
agar mudah dibatik. 2) Nyorek atau Memola Nyorek atau memola
adalah proses menjiplak
atau membuat pola di atas
kain mori dengan cara
meniru pola motif yang
sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat.
Pola biasanya dibuat di atas
kertas roti terlebih dahulu,
baru dijiplak sesuai pola di
atas kain mori. Tahapan ini
dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau
menjiplaknya dengan
menggunakan pensil atau
canting. Namun agar
proses pewarnaan bisa
berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna,
maka proses batikannya
perlu diulang pada sisi kain
di baliknya. Proses ini
disebut ganggang. 3) Mbathik Mbathik merupakan tahap
berikutnya, dengan cara
menorehkan malam batik
ke kain mori, dimulai dari
nglowong (menggambar
garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola
dengan berbagai macam
bentuk). Di dalam proses
isen-isen terdapat istilah
nyecek, yaitu membuat
isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara
memberi titik-titik (nitik).
Ada pula istilah nruntum,
yang hampir sama dengan
isen-isen, tetapi lebih rumit. 4) Nembok Nembok adalah proses
menutupi bagian-bagian
yang tidak boleh terkena
warna dasar, dalam hal ini
warna biru, dengan
menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup
dengan lapisan malam yang
tebal seolah-olah
merupakan tembok
penahan. 5) Medel Medel adalah proses
pencelupan kain yang
sudah dibatik ke cairan
warna secara berulang-
ulang sehingga
mendapatkan warna yang diinginkan. 6) Ngerok dan Mbirah Pada proses ini, malam
pada kain dikerok secara
hati-hati dengan
menggunakan lempengan
logam, kemudian kain
dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-
anginkan. 7) Mbironi Mbironi adalah menutupi
warna biru dan isen-isen
pola yang berupa cecek
atau titik dengan
menggunakan malam.
Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum
diwarnai dengan motif
tertentu. Biasanya,
ngrining dilakukan setelah
proses pewarnaan dilakukan. 8) Menyoga Menyoga berasal dari kata
soga, yaitu sejenis kayu
yang digunakan untuk
mendapatkan warna
cokelat. Adapun caranya
adalah dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran warna
cokelat tersebut. 9) Nglorod Nglorod merupakan
tahapan akhir dalam
proses pembuatan sehelai
kain batik tulis maupun
batik cap yang
menggunakan perintang warna (malam). Dalam
tahap ini, pembatik
melepaskan seluruh malam
(lilin) dengan cara
memasukkan kain yang
sudah cukup tua warnanya ke dalam air
mendidih. Setelah diangkat,
kain dibilas dengan air
bersih dan kemudian
diangin-arginkan hingga
kering. Proses membuat batik memang cukup lama.
Proses awal hingga proses
akhir bisa melibatkan
beberapa orang, dan
penyelesaian suatu
tahapan proses juga memakan waktu. Oleh
karena itu, sangatlah wajar
jika kain batik tulis
berharga cukup tinggi.
membatik merupakan
salah satu kegiatan tradisional yang terus
dipertahankan agar tetap
konsisten seperti
bagaimana asalnya.
Walaupun motif dan corak
batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses
pembuatan batik pada
dasarnya masih sama.
Berikut ini adalah uraian
lebih detailnya: A. Perlengkapan
Membatik Perlengkapan membatik
tidak banyak mengalami
perubahan. Dilihat dari
peralatan dan cara
mengerjakannya,
membatik dapat digolongkan sebagai suatu
kerja yang bersifat
tradisional. 1) Gawangan Gawangan adalah
perkakas untuk
menyangkutkan dan
membentangkan mori
sewaktu dibatik.
Gawangan terbuat dari kayu atau bambu.
Gawangan harus dibuat
sedemikian rupa hingga
kuat, ringan, dan mudah
dipindah-pindah. 2) Bandul Bandul dibuat dari timah,
kayu, atau batu yang
dimasukkan ke dalam
kantong. Fungsi pokok
bandul adalah untuk
menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah
tergeser saat tertiup angin
atau tertarik oleh si
pembatik secara tidak
sengaja. 3) Wajan Wajan adalah perkakas
utuk mencairkan malam.
Wajan dibuat dari logam
baja atau tanah liat. Wajan
sebaiknya bertangkai
supaya mudah diangkat dan diturunkan dari
perapian tanpa
menggunakan alat lain. 4) Kompor Kompor adalah alat untuk
membuat api. Kompor
yang biasa digunakan
adalah kompor berbahan
bakar minyak. Namun
terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor
gas kecil, anglo yang
menggunakan arang, dan
lain-lain. Kompor ini
berfungsi sebagai perapian
dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk
membatik. 5) Taplak Taplak adalah kain untuk
menutup paha si pembatik
agar tidak terkena tetesan
malam panas sewaktu
canting ditiup atau waktu
membatik. 6) Saringan Malam Saringan adalah alat untuk
menyaring malam panas
yang memiliki banyak
kotoran. Jika malam tidak
disaring, kotoran dapat
mengganggu aliran malam pada ujung canting.
Sedangkan bila malam
disaring, kotoran dapat
dibuang sehingga tidak
mengganggu jalannya
malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk
membatik. Ada bermacam-macam
bentuk saringan, semakin
halus semakin baik karena
kotoran akan semakin
banyak tertinggal. Dengan
demikian, malam panas akan semakin bersih dari
kotoran saat digunakan
untuk membatik. 7) Canting Canting adalah alat yang
dipakai untuk
memindahkan atau
mengambil cairan, terbuat
dari tembaga dan bambu
sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk
menuliskan pola batik
dengan cairan malam. Saat
ini, canting perlahan
menggunakan bahan
teflon. 8) Mori Mori adalah bahan baku
batik yang terbuat dari
katun. Kualitas mori
bermacam-macam dan
jenisnya sangat
menentukan baik buruknya kain batik yang
dihasilkan. Mori yang
dibutuhkan disesuaikan
dengan panjang
pendeknya kain yang
diinginkan. Tidak ada ukuran pasti
dari panjang kain mori
karena biasanya kain
tersebut diukur secara
tradisional. Ukuran
tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu
adalah sapu tangan,
biasanya berbentuk bujur
sangkar. Jadi, yang disebut sekacu
adalah ukuran persegi
mori, diambil dari ukuran
lebar mori tersebut. Oleh
karena itu, panjang sekacu
dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang
sekacu dari mori jenis lain. Namun di masa kini,
ukuran tersebut jarang
digunakan. Orang lebih
mudah menggunakan
ukuran meter persegi
untuk menentukan panjang dan lebar kain
mori. Ukuran ini sudah
berlaku secara nasional
dan akhirnya
memudahkan konsumen
saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi
kesalahpahaman dan
digunakan untuk
menyamakan persepsi di
dalam sistem perdagangan. 9) Malam (Lilin) Malam (lilin) adalah bahan
yang dipergunakan untuk
membatik. Sebenarnya
malam tidak habis (hilang)
karena pada akhirnya
malam akan diambil kembali pada proses
mbabar, proses pengerjaan
dari membatik sampai
batikan menjadi kain.
Malam yang dipergunakan
untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa.
Malam untuk membatik
bersifat cepat diserap kain,
tetapi dapat dengan mudah
lepas ketika proses
pelorodan. 10) Dhingklik (Tempat
Duduk) Dhingklik (tempat duduk)
adalah tempat untuk
duduk pembatik. Biasanya
terbuat dari bambu, kayu,
plastik, atau besi. Saat ini,
tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di
toko-toko. 11) Pewarna Alami Pewarna alami adalah
pewarna yang digunakan
untuk membatik. Pada
beberapa tempat
pembatikan, pewarna
alami ini masih dipertahankan, terutama
kalau mereka ingin
mendapatkan warna-
warna yang khas, yang
tidak dapat diperoleh dari
warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami
memang istimewa, dan
teknologi yang canggih
pun tidak bisa menyamai
sesuatu yang alami. Itulah jenis perlengkapan
membatik yang harus ada.
Proses membatik
memerlukan waktu yang
cukup lama, terlebih kalau
kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup
rumit. B. Proses Membatik Di masa kini, pengusaha
batik juga menyediakan
pendidikan batik kilat pada
anak-anak sekolah dan
masyarakat umum. Yang
diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar,
dan biasanya
menggunakan kain selebar
saputangan sebagai
percobaan. Dengan
demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya
dalam beberapa jam dan
biaya yang diperlukan pun
sangat kecil. Tradisi ini
sangat bagus untuk
memperkenalkan proses membatik kepada
masyarakat, terutama
generasi muda. Berikut ini adalah proses
membatik yang berurutan
dari awal hingga akhir.
Penamaan atau
penyebutan cara kerja di
tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi
inti yang dikerjakannya
adalah sama. 1) Ngemplong Ngemplong merupakan
tahap paling awal atau
pendahuluan, diawali
dengan mencuci kain mori.
Tujuannya adalah untuk
menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan
dengan pengeloyoran,
yaitu memasukkan kain
mori ke minyak jarak atau
minyak kacang yang
sudah ada di dalam abu merang. Kain mori
dimasukkan ke dalam
minyak jarak agar kain
menjadi lemas, sehingga
daya serap terhadap zat
warna lebih tinggi. Setelah melalui proses di
atas, kain diberi kanji dan
dijemur. Selanjutnya,
dilakukan proses
pengemplongan, yaitu kain
mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain
agar mudah dibatik. 2) Nyorek atau Memola Nyorek atau memola
adalah proses menjiplak
atau membuat pola di atas
kain mori dengan cara
meniru pola motif yang
sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat.
Pola biasanya dibuat di atas
kertas roti terlebih dahulu,
baru dijiplak sesuai pola di
atas kain mori. Tahapan ini
dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau
menjiplaknya dengan
menggunakan pensil atau
canting. Namun agar
proses pewarnaan bisa
berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna,
maka proses batikannya
perlu diulang pada sisi kain
di baliknya. Proses ini
disebut ganggang. 3) Mbathik Mbathik merupakan tahap
berikutnya, dengan cara
menorehkan malam batik
ke kain mori, dimulai dari
nglowong (menggambar
garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola
dengan berbagai macam
bentuk). Di dalam proses
isen-isen terdapat istilah
nyecek, yaitu membuat
isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara
memberi titik-titik (nitik).
Ada pula istilah nruntum,
yang hampir sama dengan
isen-isen, tetapi lebih rumit. 4) Nembok Nembok adalah proses
menutupi bagian-bagian
yang tidak boleh terkena
warna dasar, dalam hal ini
warna biru, dengan
menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup
dengan lapisan malam yang
tebal seolah-olah
merupakan tembok
penahan. 5) Medel Medel adalah proses
pencelupan kain yang
sudah dibatik ke cairan
warna secara berulang-
ulang sehingga
mendapatkan warna yang diinginkan. 6) Ngerok dan Mbirah Pada proses ini, malam
pada kain dikerok secara
hati-hati dengan
menggunakan lempengan
logam, kemudian kain
dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-
anginkan. 7) Mbironi Mbironi adalah menutupi
warna biru dan isen-isen
pola yang berupa cecek
atau titik dengan
menggunakan malam.
Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses
mengisi bagian yang belum
diwarnai dengan motif
tertentu. Biasanya,
ngrining dilakukan setelah
proses pewarnaan dilakukan. 8) Menyoga Menyoga berasal dari kata
soga, yaitu sejenis kayu
yang digunakan untuk
mendapatkan warna
cokelat. Adapun caranya
adalah dengan mencelupkan kain ke
dalam campuran warna
cokelat tersebut. 9) Nglorod Nglorod merupakan
tahapan akhir dalam
proses pembuatan sehelai
kain batik tulis maupun
batik cap yang
menggunakan perintang warna (malam). Dalam
tahap ini, pembatik
melepaskan seluruh malam
(lilin) dengan cara
memasukkan kain yang
sudah cukup tua warnanya ke dalam air
mendidih. Setelah diangkat,
kain dibilas dengan air
bersih dan kemudian
diangin-arginkan hingga
kering. Proses membuat batik memang cukup lama.
Proses awal hingga proses
akhir bisa melibatkan
beberapa orang, dan
penyelesaian suatu
tahapan proses juga memakan waktu. Oleh
karena itu, sangatlah wajar
jika kain batik tulis
berharga cukup tinggi.
Monday, September 16, 2013
Candi Prambanan atau Candi Rara Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad
ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti , tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan
memang di garbagriha
(ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa
Mahadewa setinggi tiga
meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan. Candi ini terletak di desa
Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer
timur Yogyakarta , 40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta .[1] Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan
yang wilayahnya dibagi
antara kabupaten Sleman dan Klaten . Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO , candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah
satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk
tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu
pada umumnya dengan
candi Siwa sebagai candi
utama memiliki ketinggian
mencapai 47 meter
menjulang di tengah kompleks gugusan candi- candi yang lebih kecil. [2] Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara,
candi Prambanan menjadi
daya tarik kunjungan
wisatawan dari seluruh dunia.[3] Menurut prasasti Siwagrha,
candi ini mulai dibangun
pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan , dan terus dikembangkan
dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan Medang Mataram
ke-9 masehi. Candi ini
dipersembahkan untuk Trimurti , tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah.
Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan
memang di garbagriha
(ruang utama) candi ini
bersemayam arca Siwa
Mahadewa setinggi tiga
meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan. Candi ini terletak di desa
Prambanan, pulau Jawa, kurang lebih 20 kilometer
timur Yogyakarta , 40 kilometer barat Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta .[1] Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan
yang wilayahnya dibagi
antara kabupaten Sleman dan Klaten . Candi ini adalah termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO , candi Hindu terbesar di
Indonesia, sekaligus salah
satu candi terindah di Asia
Tenggara. Arsitektur
bangunan ini berbentuk
tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu
pada umumnya dengan
candi Siwa sebagai candi
utama memiliki ketinggian
mencapai 47 meter
menjulang di tengah kompleks gugusan candi- candi yang lebih kecil. [2] Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara,
candi Prambanan menjadi
daya tarik kunjungan
wisatawan dari seluruh dunia.[3] Menurut prasasti Siwagrha,
candi ini mulai dibangun
pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan , dan terus dikembangkan
dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan Medang Mataram
Sunday, September 15, 2013
Pulau lombok
emiliki cukup
banyak tempat wisata
yang wajib dikunjungi
karena keindahan alamnya
yang mempesona. Sangat disayangkan jika Anda
sudah jauh-jauh datang
berkunjung menuju Pulau
Lombok namun tidak
mengunjungi tempat-
tempat wisata yang menarik di Lombok.
Kecantikan alam yang
masih natural banyak
disukai orang kota yang
mungkin merasa jenuh
dengan aktivitas dan kesibukan yang terlalu
padat disetiap harinya. Lombok merupakan
sebuah pulau yang berada
di kepulauan Nusa
Tenggara. Bentuk dari
Pulau ini kurang lebih
adalah bulat dan memiliki seperti ekor di bagian
barat daya dengan
panjang kurang lebih 71
km. Luas pulau Lombok
kurang lebih 5.435 km²,
Kota utama yang terdapat di pulau Lombok adalah
Kota Mataram. Pulau Lombok sudah
terkenal sampai
mancanegara, Pantai
Senggigi merupakan
tempat wisata yang
terkenal di Lombok.
banyak tempat wisata
yang wajib dikunjungi
karena keindahan alamnya
yang mempesona. Sangat disayangkan jika Anda
sudah jauh-jauh datang
berkunjung menuju Pulau
Lombok namun tidak
mengunjungi tempat-
tempat wisata yang menarik di Lombok.
Kecantikan alam yang
masih natural banyak
disukai orang kota yang
mungkin merasa jenuh
dengan aktivitas dan kesibukan yang terlalu
padat disetiap harinya. Lombok merupakan
sebuah pulau yang berada
di kepulauan Nusa
Tenggara. Bentuk dari
Pulau ini kurang lebih
adalah bulat dan memiliki seperti ekor di bagian
barat daya dengan
panjang kurang lebih 71
km. Luas pulau Lombok
kurang lebih 5.435 km²,
Kota utama yang terdapat di pulau Lombok adalah
Kota Mataram. Pulau Lombok sudah
terkenal sampai
mancanegara, Pantai
Senggigi merupakan
tempat wisata yang
terkenal di Lombok.
Subscribe to:
Posts (Atom)